Dijalan Dakwah jangan Mau Enaknya Saja
Suatu malam saat melingkar mengurai
ilmu aku terdiam tertunduk. Ada rasa penyesalan yang tertahan. Ada keharuan
yang sebisa mungkin untuk tidak diledakkan. Sebabnya nasihat tulus dari saudara
seperguruan yang teramat menyentuh sudut-sudut
hatiku. Akhi, dalam dakwah ini kita jangan hanya
menginginkan senangnya saja. Dijalan ini kita mesti punya kemauan yang kuat
untuk terlibat dalam kondisi apapun. Jangan egois dengan keinginan kita. Jangan
mudah untuk menciptakan udzur yang tidak syar’i dalam suatu aktivitas dakwah. Disini sampai kapanpun kita selalu temukan
pilihan. Untuk terlibat dan berdedikasi atau sebaliknya menyepi tanpa alasan
yang jelas.
Biar bagaimanapun kehadiran kita
memenuhi panggilan dakwah akan memeriahkan perayaan dakwah. Jangan biarkan saudaramu letih
kesepian saat melihat sedikitnya yang
datang memenuhi seruan. Dakwah ini sunnatullahnya diikuti hanya segelintiran
manusia terpilih. Dakwah ini penuh dengan berbagai ujian. Dakwah ini juga
teramat panjang perjalanannya. Ketika kuantitas pelakunya sedikit, alangkah lebih indah jika diimbangi dengan tingginya kualitas para
penggeraknya.
Ketika
kita telah berazam dijalan ini, milikilah rasa sensitif yang besar pada saudara
seiman yang dihadiahkan untuk kita. Ketahuilah saudaraku, selain keluarga
terdekat kita, ikhwah-ikhwah yang bersama
kita selama inilah orang yang bisa kita andalkan untuk membantu kita.
Menghadirkan solusi buat masalah-masalah kita. Menenangkan hati saat masalah
menyapa dan solusi-solusi kehidupan lainnya. Walau mungkin tak semua masalah
itu hilang. Tapi setidaknya cukup efektif mengurai "benang-benang" masalah daripada
dipendam sendiri.
Sering
kita hanya ingin enaknya saja dijalan ini. Disaat yang lain bersimbah peluh
mengumandangkan adzan dakwah, kita masih terpekur dengan kesibukan mimpi-mimpi
dunia.
Seragam dakwah kita memang sama.
Tampilan luar juga sama. Banyak orang yang mengenal kita sebagai aktivis dakwah
hanya dengan melihat tampilan luar dan warna karakter kita.
Padahal, tampilan luar itu seringkali menipu. Padahal
tinggi rendahnya jabatan yang diemban dalam jalan ini belum menjamin tingginya
kualitas kontribusi seseorang. Bukankah
mereka yang 'berseragam sama' menyimpan kualitas diri yang berbeda. Di jalan
dakwah kita adalah predator pahala yang selalu ada dalam susah dan senang.
Cukup
cukup sudah
Kita
merasa bangga dengan kontribusi yang tak seberapa.
Seragam
dakwah ini tak akan memulyakan kita jika tidak dihiasi dengan amal-amal nyata
Cukup
cukup sudah
Kita
bermalas ria
Terpesona
dengan kesibukan dunia
Padahal
telah banyak yang menggenggam tiket surga
Dari
lelah-lelah perjuangan yang dilakukannya
Sardini Ramadhan