Yuk Beramal, Selagi Masih ada Kesempatan
Inilah
Mereka alumni dari madrasah terbaik. Mereka adalah golongan pejuang tangguh
yang istiqomah menyuarakan kebenaran pada tahun-tahun awal kemunculan Islam.
Mereka adalah manusia pilihan yang langsung digembleng oleh manusia terbaik
dimuka bumi, Rasulullah SAW. Semua pasti mengenal khulafaur Rasyidin? Khalifah
Rasul yang telah menorehkan tinta emas dalam peradaban Islam. Abu Bakar As
Shidiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib. Manusia
sekelas mereka amat sangat takut dengan hisab (perhitungan) amal di akhirat. Berikut
beberapa beberapa komentar tentang ketakutan mereka dengan hari hisab
(perhitungan).
Qatadhah
berkata,” Sampai kepadaku bahwa Abu Bakar berkata: Alangkah senangnya (tidak dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah). Sekiranya menjadi sayuran yang dimakan oleh binatang.
Umar
bn Khattab membaca surah At Thur, sehingga ketika sampai pada ayat,”
Sesungguhnya siksa u pasti akan terjadi,” beliau menangis sampai membuatnya
sakit dan dikunjungi para sahabat. Umar berkata kepada anaknya pada saat
menjelang kematian: Celaka kamu, letakkan pipiku diatas tanah, barangkali Allah
merahmatiku .” Lalu berseru , celaka aku wahai ibu, jika Allah tidak
mengampiniku (diucapkan sampai tiga kali).”
Ustman bin Affan apabila berdiri
diatas kubur selalu menangis hingga membasahi jenggotnya. Beliau berkata,”
seandainya aku berdiri diantara surga dan neraka, aku tidak tahu akan kemana
aku dperntah , sungguh aku lebih memilih menjadi daun pntu sebelum mengetahui
kemana aku akan kembali.
Dialah Ali bin Abi Thalib, tangisan
dan ketakutannya. Dia sangat takut kepada dua hal, yaitu panjang angan-angan
dan mengikuti hawa nafsu. Beliau
berkata,” Panjang angan-angan akan melupakan akhirat, sedangkan mengikuti hawa
nafsu akan menghalangi kebenaran. Ketahuilah, sesungguhnya dunia akan berlalu
dan akhirat akan datang kemudian, masing-masing mempunyai pengikut, maka
jadilah kamu pengikut akhirat dan jangan
menjadi pengikut dunia. Karena hari ini
adalah hari kerja, tidak ada hisab, dan besok adalah har hisab tidak ada kerja.
Lalu bandingkan ketakutan mereka
dengan kondisi kita hari ini. Bukankah kita amat sangat jauh dari ketakutan
akan hisab dengan amal-amal kita yang teramat sedikit. Bukankah kita sering
merasa sombong dan membanggakan amal yang sedikit tersebut. Seolah dengan amal
itu kita akan terjauh akan siksaNya di hari akhir? Seolah kita telah memesan
surga ketika hari perhitungan.
Ketika mereka begitu takut dengan
hari perhitungan, kenapa kita malah santai menjalani hari dimana kita bebas
beramal. Keimanan sekokoh mereka saja tak menyebabkan mereka menjadi jumawa
dengan amal-amalnya hingga begitu takut dengan hari perhitungan, lalu
bagaimanakah dengan kita yang keimanannya selalu digoyang dengan ujian-ujian
dunia?
Hidup diunia ini adalah kesempatan
kita beramal. Ali Bin Abi Thalib berkata,” hari ini (didunia) adalah masa untuk
beramal tanpa perhitungan, sedangkan besok (diakhirat) adalah masa perhitungan
tanpa beramal.” Mari manfaatkan sisa usia kita dengan memperbanyak amal sebagai
investasi abadi dalam menghadapi masa perhitungan. Ayo isi hari-hari sisa umur
kita dengan memperbanyak mengingat hari hisab yang tidak mengenal adanya
dispensasi. Berikut ayat yang pernah membuat Rasulullah menangis saat Ibnu
Mas’ud membacanya.
Maka Bagaimanakah (halnya orang
kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap
umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu
(sebagai umatmu
(QS. Annisa: 41)
Sardini Ramadhan