6 Penemuan Hebat Ilmuwan Islam yang Dilupakan Sejarah Dunia
Banyak yang telah dilahirkan oleh peradaban Islam bagi dunia. Hingga saat ini, manfaatnya masih bisa dirasakan dan terus dilakukan pengembangan lebih lanjut demi kemudahan. Dan untuk lebih jelasnya mari kita telusuri beberapa penemuan dari para ilmuwan Muslim tersebut. Di antaranya:
1. Teori Relativitas Al-Kindi
Teori
relativitas ternyata telah lama dicetuskan oleh ilmuwan Muslim di abad
ke 8 Masehi. Dialah Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi. Ia adalah seorang
ilmuwan dan filsuf Muslim keturunan Yaman dan lahir di Kufah tahun 185
H/796 M. Ilmuwan yang di kenal sebagai Alkindus di Barat ini menyatakan
bahwa manusia adalah makhluk relatif dan terbatas. Walaupun semua
makhluk individu tidak terbatas banyaknya, namun waktu, gerak, badan dan
ruang adalah terbatas. Intinya, Al-Kindi hendak menyatakan bahwa “Waktu
itu ada (eksis) karena ada gerak. Gerak itu adak karena badan/tubuh
yang bergerak…. Jika tidak gerak, ada tubuh yang diperlukan untuk
bergerak; jika ada badan, ada gerakan yang dilakukan”. Dengan kata lain,
ruang, waktu, gerakan dan benda itu bersifat relatif satu sama lain dan
tidak dapat berlaku sendiri (independent) atau absolut. Seluruhnya
bersifat relatif terhadap objek-objek lain dan terhadap si pengamat.
Teori
yang di gagas Einstein juga hampir sama. Ia menyatakan bahwa
“Eksistensi-eksistensi dalam dunia ini terbatas, walaupun eksistensi itu
sendiri tidak terbatas”. Tentu saja karena kedua ilmuwan ini hidup dan
berkarya di zaman yang berbeda, maka temuan dari Einstein akan lebih
mendetail dan dijelaskan dengan dukungan penelitian dan pengujian
ilmiah. Bahkan telah terbukti dengan adanya ledakan bom atom di Nagasaki
dan Hiroshima. Namun yang jelas, ternyata teori relativitas yang di
gagas oleh Albert Einstein pada abad ke 20 telah lebih dulu di temukan
oleh ilmuwan Muslim yaitu Abu Yusuf bin Ashaq al-Kindi sekitar seribu
seratus tahun sebelumnya.
Gambar: Al-Kindi
Sesungguhnya,
konsep tentang relativitas ruang dan waktu ini sudah tidak asing lagi
bagi kalangan ilmuwan Islam terdahulu. Karena di dalam Al-Qur`an telah
disebutkan berbagai ayat yang mengisyaratkan relatifnya ruang dan waktu,
seperti:
“Sesungguhnya sehari disisi Allah adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. Al-Hajj [22] : 47).
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (Urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajdah [32] : 5)
Jadi, sekarang apakah kita tidak bangga dan termotivasi untuk mengembalikan kejayaan Islam itu.
2. Observatorium buatan Nasir ad-Din at-Tusi (Malagha) dan Ulugh Beg
Menurut
catatan sejarah, observatorium pertama yang di buat manusia adalah yang
di bangun pada zaman Yunani kuno oleh seorang asronom yang bernama
Hipparchus pada tahun 150 SM. Sejak saat itu di seluruh dunia membangun
observatorium hanya mencontoh mentah-mentah bangunan ini hingga
belakangan ilmuwan Islam lah yang mengoreksinya. Tahun 1259 M, Nasir
ad-Din at-Tusi lah yang melakukan hal itu. Ia memimpin beberapa astronom
Muslim untuk membangun sebuah observatorium di Malagha. Observatorium
itu pun dilengkapi dengan perpustakaan yang koleksi bukunya mencapai 400
ribu judul lebih.
Gambar diri Nasir ad-Din at-Tusi dan ilustrasi observatorium Malagha
Selain
itu, sebuah obsernatorium yang lebih canggih dibangun di Samarkand
dengan nama Ulugh Beg. Seorang ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas
dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan,
obserbatorium termegah yang dibangun sarjana Muslim adalah Ulugh Beg.
Observatorium itu di bangun seorang penguasa keturunan Mongol yang
bertahta di Samarkand bernama Muhammad Taragai Ulugh Beg (1393-1449).
Dia adalah pejabat yang menaruh perhatian terhadap astronomi.
Ketertarikannya itu bermula ketika dia mengunjungi observatorium di
Malagha yang di bangun oleh astronom terkemuka, Nasir ad-Din at-Tusi.
Foto: Observatorium Ulugh Beg di Samarkand
Geliat
pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201 M.
Namun aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh
Beg mulai berlangsung sejak tahun 1408 M. Sejak saat itu semangat
pengkajian astronomi di Samarkand mencapai puncaknya ketika pejabat dan
ahli astronomi itu memerintahkan membangun sebuah observatorium Ulugh
Beg (sesuai dengan namanya) untuk kepentingan penelitian. Namun sayang,
setelah Ulugh Beg meninggal maka observatorium itu mulai di abaikan
hingga akhirnya rusak dan terbengkalai.
3. Sistem air mancur temuan Banu Musa bersaudara
Dalam berbagai
catatan sejarah, terungkap bahwa umat Islam menjadi umat pertama yang
menggunakan media air dalam rancangan sebuah taman. Di samping itu,
masjid, istana, rumah juga ikut menggunakan media air ini dalam
mempercantik arsitekturnya. Namun sayang hanya sedikit atau bahkan tidak
ada lagi yang pernah mengangkat hal ini, bahwa ilmuwan Muslim lah yang
pertama-tama mengenalkan sistem air mancur.
Gambar: Banu Musa bersaudara
Banu
Musa bersaudara telah meninggalkan warisan yang berharga bagi umat
Islam, yaitu karya-karya yang terangkum di dalam kitab Al-Hiyal (kitab
perangkat mekanik) yang bermanfaat dalam perkembangan teknik dan
arsitektur Islam. Dalam kitab ini Banu Musa bersaudara membuat rancangan
air mancur dalam berbagai teknik. Prinsip-prinsip geometri dan fisika
telah mereka terapkan dalam pembuatan air mancur dan mereka juga telah
mampu membuat tujuh model rancangan air mancur. Sungguh menakjubkan.
4. Resep pembuatan sabun ala Ar-Razi
Sabun telah di
kenal oleh umat Islam sejak abad ke 9 Masehi. Dikenalkan pertama kali
oleh ilmuwan Muslim yang bernama Ar-Razi atau di Barat sebagai Razes.
Menurut Razi untuk membuat sabun di butuhkan campuran beragam minyak
tumbuhan (diantaranya minyak zaitun) dan mencampurnya dengan sodium
hidroksida serta bahan-bahan aromatik seperti thyme.
Gambar: Ar-Razi
Betapa hebatnya para ilmuwan Muslim terdahulu. Mereka telah benar-benar menerapkan salah satu sabda Rasulullah SAW bahwa “Kebersihan itu sebagian dari iman”.
Selain Ar-Razi, para ahli kimia Muslim abad pertengahan juga telah
menemukan sabun wangi yang berwarna serta sabun cair. Bahkan baru-baru
ini telah ditemukan sebuah manuskrip dari abas ke 13 yang berisi tata
cara pembuatan sabun secara lebih mendetail. Berikut penjelasannya:
“Sediakan
sejumlah minyak wijen, sedikit potash, alkali dan beberapa jeruk lemon.
Kemudian, campur dan rebus bahan-bahan tersebut. Setelah masak,
tuangkan campuran penas tersebut dalam cetakan lalu biarkan sampai
menjadi dingin. Maka jadilah sabun batangan”
Sungguh
mengherankan bila di Eropa pada abad pertengahan para raja dan kalangan
bangsawan masih menggunakan air seni manusia untuk mencuci baju dan
mandi, peradaban Islam telah menikmati sabun dalam bentuk batangan. Tapi
ironisnya, sumbangsih peradaban Islam ini tidak disebutkan dalam banyak
buku sejarah penemuan dunia. Kurun waktu dari abad ke 1 hingga 15
diloncati begitu saja seolah-olah lima belas abad itu tidak ada artinya.
6. Sampo buatan Sake Dean Mahomet
Tahukah Anda
siapa yang memperkenalkan pertama kali sampo ke dunia Barat? Dialah
seorang Muslim dari Benggali (India) bernama Sake Dean Mahomet yang
membawa sampo ke daratan Eropa pada tahun 1759. Dia kemudian
memperkenalkan sampo di Inggris dengan membuka “Mahomed`s Indian Vapor
Baths” atau “Pemandian wangi gaya India milik Mahomet” di kawasan
pelabuhan Brighton. Pemandian ini lebih mirip dengan pemandian gaya
Turki atau Turkish Baths dimana ia juga menawarkan pijat terapi kulit
kepala atau champi (mengeramas). Mahomet bahkan kemudian di tunjuk
sebagai seorang ahli bedah khusus menyampo bagi raja George IV dan
William IV.
Gambar: Sake Dean Mahomet
Sejak
saat itu para penata rabut di Inggris kemudian mulai membuat sampo
dengan cara merebuh sabun batangan dengan air matang yang di bubuhi
dengan rempah-rempah untuk membuat rembut berkilau dan wangi.
***
Tulisan
di atas hanya mengulas sedikit dari banyaknya temuan lain dari para
ilmuwan Muslim terdahulu. Sungguh merupakan kebanggaan bagi penulis saat
bisa membagikan informasi ini kepada para pembaca – khususnya umat
Islam – dengan tujuan untuk membuka wacana baru dan memotivasi diri
untuk lebih maju berkarya.
Namun
sayang, banyak yang menduga pada era itu (abad pertengahan) adalah abad
yang sia-sia. Kalau pun menyadarinya itu tidak benar, tidak sedikit
yang menyembunyikan untaian mutiara ilmu pengetahuan itu dari sejarah
dunia. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi adalah dari kita sendiri
sebagai umat Islam, kita tidak lagi bangga dengan fitrah diri kita
dengan mengabaikan fakta sejarah ini. Selain itu, kita tidak lagi
menjadikan apa yang dilakukan oleh pendahulu kita sebagai contoh
motivasi untuk lebih maju dan terus berkarya demi mengikuti persaingan
dunia. Padahal kita memiliki modal untuk menjadi kaum yang paling
berjaya di seantero dunia.
Mari
dari sekarang kita berniat dan meneguhkan semangat usaha demi
membangkitkan kejayaan umat Islam. Karena hakekatnya itu adalah wujud
nyata dari menegakkan ajaran yang termaktub di dalam agama kita
(Al-Qur`an dan As-Sunnah).
http://www.serupedia.com/2013/03/6-penemuan-hebat-ilmuwan-islam-yang.html
Posted by Unknown
on 16.21. Filed under
INTELEKTUALITA,
NEWS
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response