Menjadi Sebenar-benarnya Hamba
Sahabat Fillah, saat adzan berkumandang adakah kerinduan dihati untuk
segera mendatanginya? Saat malam gulita adakah takwa yang telah menggelora
disiangnya? Saat hati gundah gulana adakah Qur’an terbaca untuk menenangkannya?
Selamat mentadaburi nikmat siang hari ini, Selamat merencanakan amal dahsyat
dimalam ini...mari menghitung sebelum dihitungi.
PelitaDakwah....Berdiamlah
sejenak. Lupakan segala masalah yang memberatkan jiwa. Memang terkadang
kesedihan itu mengoyak harapan. Mencabik-cabik impian yang telah dijahit.
Namun, tak pantas buat kita seorang muslim berlarut-larut dengan kesedihan.
Selalu ada harapan yang mesti diperjuangkan untuk menggapai kemenangan
dikesempatan yang lain. Kesedihan tak pantas menjadikan kita lupa pada
cita-cita untuk meraih keberhasilan yang telah kita tanam sebelumnya. Gagal itu
biasa, tak harus jadi pematah semangat merengkuh kesuksesan. Setiap kegagalan
yang didapatkan selalu memberikan pembelajaran besar untuk fase kehidupan
dimasa mendatang. Hal yang menjadi kewajiban kita adalah mengikhtiarkan
kegagalan menjadi batu loncatan meraih keberhasilan.
Hidup kita
setiap harinya selalu melalui begitu banyak dinamika. Ada kalanya kita bahagia.
Ada kalanya juga kita bersedih. Memang seperti itulah jalan kehidupan ini. Tak
ada yang selalu mulus. Dan sebaliknya
tak ada pula yang selalu terjal.
Indahnya hidup
ini jika semuanya dimaknai dengan hati yang selalu ridho dengan keputusan
Allah. Selalu meyakini bahwa apapun yang terjadi semuanya telah ditentukan oleh
yang Maha Pencipta berdasarkan kegigihan ikhtiar kita menjalani hidup pada
koridor ketaatan yang benar. Tugas kita didunia ini ternyata hanya untuk
beribadah kepada Allah SWT. Menjadi aneh dan kesalahan jika kita menganggap
hidup didunia ini hanya untuk bersenang-senang atau malah meratapi kegagalan
terus-menerus.
Kehebatan seorang hamba terletak pada kemampuannya menyikapi semua dinamika kehidupan
dengan orientasi ibadah kepada Allah SWT. Karena memang untuk itulah kita
diciptakan.